Cara menghitung kebutuhan Minipile Beton Pracetak pemilihan jenis pondasi secara garis besar ditentukan berdasarkan faktor teknis, ekonomis dan lingkungan. Mengingat pentingnya tahap pemilihan jenis pondasi dalam perencanaan bangunan, perencana seringkali mengalami kesulitan dalam memilih jenis pondasi jika bangunan akan dibangun di daerah dengan daya dukung tanah relatif rendah atau tinggi bangunan yang tanggung (tidak tinggi ataupun rendah, antara 3 sampai 8 lantai).
Jika menggunakan pondasi dalam, misalnya dengan tiang pancang, maka harga bangunan akan naik hingga 30%. Sedangkan jikadigunakan pondasi dangkal harus mempertimbangkan resiko penurunan bangunan. Secara tidak merata (irregular differential settlement) ditambah dengan total settlement. Proyek pembangunan ruang kelas SMPN 10 Denpasar merupakan salah satu proyek konstruksi. Bangunan gedung dua lantai yang juga memerlukan suatu cara pemilihan alternatif desain pondasi yang akan digunakan.
Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kriteria dan alternatif dalam penentuan jenis pondasi yang perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Piling adalah seni dan ilmu. Seni terletak pada pemilihan jenis tiang pancang dan metode pemasangan yang paling cocok untuk kondisi tanah dan bentuk pembebanan. Sains memungkinkan insinyur untuk memprediksi perilaku tumpukan setelah mereka berada di dalam tanah dan mengalami pembebanan. Perilaku ini sangat dipengaruhi oleh metode yang digunakan untuk memasang tiang pancang dan tidak dapat diprediksi hanya dari sifat fisik tiang dan tanah yang tidak terganggu.
Baca Juga: Cara Pembuatan Paving Block
Pengetahuan tentang yang tersedia jenis tiang pancang dan metode konstruksi pondasi tiang pancang. Seperti yang sangat penting untuk pemahaman yang menyeluruh tentang ilmunya perilaku. Untuk alasan ini penulis telah mendahului bab-bab yang berhubungan dengan perhitungan beban yang diijinkan pada tiang dan perilaku deformasi dengan deskripsi banyak jenis tiang pancang dan non-kepemilikan dan peralatan yang digunakan untuk menginstal mereka.
Analisa Biaya Beton Precast (Minipile)
Analisa biaya pelaksanaan setiap pekerjaan dihitung dengan melakukan perkalian antara volume pekerjaan, koefisien dan harga satuan pekerjaan, sehingga perlu diketahui volume setiap pekerjaan dengan melakukan analisa perhitungan volume pekerjaan. Pada analisa biaya beton precast menggunakan minipile ukuran 25 x 25 cm.
Tabel 1. Pekerjaan Struktur Fondasi Beton Precast
(Sumber: Data PU Kabupaten Sintang)
NO | PEKERJAAN STRUKTUR FONDASI BETON PRECAST |
A | PEKERJAAN FONDASI P1 |
1. | Galian tanah biasa |
2. | Pengadaan tiang pancang beton K.300 |
3. | Pemancangan tiang pancang |
4. | Pembobokan kepala puure Tiang Pancang |
5. | Penghamparan pasir alas |
6. | Cor beton lantai kerja |
7. | Pembesian tulangan puure fondasiø 16 – 150 mm |
8. | Bekisting fondasi |
9. | Cor beton fondasi |
10. | Urugan kembali tanah galian fondasi |
B | PEKERJAAN FONDASI P2 |
1. | Galian tanah biasa |
2. | Pengadaan tiang pancang beton K.300 |
3. | Pemancangan tiang pancang |
4. | Pembobokan kepala puure tiang pancang |
5. | Penghamparan pasir alas |
6. | Cor beton lantai kerja |
7. | Pembesian tulangan puure fondasiø 16 – 150 mm |
8. | Bekisting fondasi |
9. | Cor beton fondasi |
10. | Urugan kembali tanah galian fondasi |
C | PEKERJAAN KOLOM FONDASI |
1. | Pembesian tulangan (polos) |
2. | Pembesian tulangan kolom (ulir) |
3. | Bekisting kolom |
4. | Cor beton kolom |
Di bawah ini peneliti mengambil salah satu item pekerjaan yang akan di analisa yaitu pekerjaan pemancangan tiang pancang minipile K.300
-
Fondasi P1
Proses pemancangan mengunakan alat pile driver hummer 25 HP kapasitas 2,5 Ton dengan kedalaman pemancangan 5,5 m sebanyak 38 titik sehingga didapat volume pekerjaan sebesar:
Volume Pekerjaan = 5,5 × 38
= 209 m1
-
Fondasi P2
Dengan demkian proses pemancangan mengunakan alat pile driver hammer 25 HP kapasitas 2,5 Ton. Pada kedalaman pemancangan 5,5 m sebanyak 8 titik dengan jumlah minipile 16 sehingga didapat volume pekerjaan sebesar:
Volume Pekerjaan = 5,5 × 16
= 88 m1
Selanjutnya dilakukan analisa produktifitas alat berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Waktu menggeser dan menyetel tiang 30 menit. Selain itu lama waktu pemancangan sampai kalendering 50 menit. Sehingga didapat perhitungan sebagai berikut:
Kapasitas produksi / Jam 𝑄 =̇ 𝑉 ×𝑃 ×𝐹a × 60
TS
Kapasitas produksi / Jam 𝑄 =̇ 1 ×5,5 × 0,83 × 60
80
= 3,42 m/jam
Berdasarkan data sewa alat untuk pile driver hammer harga sewa Rp. 269.736,49 per jam kerja, dengan produktifitas 3,42 m/jam mendapat harga sewa per meter alat sebesar Rp. 78.783,93. Sebagaimana pada pekerjaan ini diasumsikan mempekerjakan 3 pekerja dan 1 mandor, sehingga mendapat koefisien sebagai berikut:
Koefisien Pekerja = Jumlah pekerja/Q
= 3/3,42
= 0,876
Koefisien Mandor = Jumlah mandor/Q
= 1/3,42
= 0,29